Rabu, 24 April 2024
Follow:
Home
Kisah Penerima Beasiswa Ikatan Dinas dari RAPP
Raih Cita Cita Ringankan Beban Orang Tua
Selasa, 19/Mei/2015 - 09:23:54 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
PANGKALAN KERINCI (klikriau.com)-Meski harus membantu ibu dalam berjualan keripik cabe, tidak membuat Randi (18) rendah diri dan patah semangat. Anak sulung dari 3 bersaudara ini tetap berupaya mencari jalan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Putra kelahiran Inuman, Kabupaten Kuansing ini akhirnya bisa kuliah di perguruan tinggi melalui beasiswa yang ia peroleh dari PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Anak yang memiliki nama lengkap Wahyu Wira Anarandi itu berhasil masuk diantara 11 orang yang lulus untuk beasiswa Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta.

"Saat itu saya hanya berharap kepada RAPP agar beasiswa Instiper ini lulus. Saya sempat pesimis waktu itu karena saya punya banyak kekurangan. Alhamdulillah saya lulus," katanya.

Rasa syukur Randi  semakin bertambah karena dengan beasiswa yang dia peroleh turut membantu meringankan beban ibunya yang kesehariannya menjual keripik ubi disebuah sekolah di Kuansing. Sementara sang ayah, sudah menghadap Yang Maha Kuasa pada tahun 2012 lalu karena terserang penyakit.

"Sejak itu, ibu saya membuka usaha kecil-kecilan menjual keripik ubi dibantu oleh saya dan dua adik saya untuk membiayai kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Randi sering membantu menjajakan dagangan ibunya untuk disimpan di sekolah-sekolah dan dijual dengan harga Rp 500 per bungkus.  "Setiap libur, kalau tidak sekolah membantu ibu bungkusin keripik terus diangkut-angkut taruh di sekokah kayak MDA. Alhamdulillah cukup untuk membantu biaya sekolah dan juga kebutuhan sehari-hari," ungkapnya.

Remaja yang juga aktif di organisasi OSIS itu pun sempat resah saat mengetahui dirinya lulus beasiswa Instiper. Perasaannya resahnya itu muncul karena tak tega meninggalkan sang ibu dan kedua adiknya di kampung dan mengingat dirinya merupakan anak pertama yang harus menjaga keluarganya selepas peninggalan ayahnya.

"Resah juga sempat karena meninggalkan ibu dan keluarga. Saya kan anak pertama dan laki-laki. Tapi ibu sudah mendukung. Tapi ini kan yang dipertaruhkan masa depan, jadi bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian.  Semoga saja ade-ade bisa jagain dan tetap bantuin ibu," ujarnya.

Lain cerita Randi, lain pula cerita siswa SMAN 1 Sungai Mandau, Huswa Hasan. Siswa kelahiran Sungai Selodang, 18 tahun silam itu merasa bersyukur bisa lulus seleksi beasiswa dan menantikan waktu bergabung dengan sekolah ATPK Bandung. Tekad Huswa untuk lulus beasiswa ATPK sangat gigih hingga hampir menantang maut saat akan mengikuti seleksi.

Kejadian itu berawal saat Huswa memutuskan untuk pergi seleksi dengan menggunakan sepeda motor. Setelah berpamitan dan meminta doa kepada kedua orang tuanya, Huswa pun berangkat menuju tempat seleksi. Saat ditengah perjalanan, motor yang dikendarainya sempat tidak terkendali karena kondisi jalan yang kurang baik dan perasaan antusias untuk mengikuti tes seleksi.

“Waktu jalan ke tempat seleksi, saya hampir kecelakaan karena jalanannya kan kurang bagus. Ditambah saya deg-degan juga mau mengikuti seleksi, takut enggak lolos dan pulang mengecewakan,” ujarnya semangat.

Dia pun merasa sangat lega ketika tim beasiswa memberitahukan pengumuman kelulusannya yang sudah lama dinanti. Beasiswa ini, kata Huswa, membantunya merealisasikan cita-citanya untuk bisa melanjutkan pendidikan dan meringankan beban kedua orang tuanya yang kesehariannya bekerja sebagai petani sebuah perkebunan.

“Terima kasih kepada RAPP yang sudah memberikan kesempatan menggapai cita-cita saya untuk menimba ilmu hingga ke perguruan tinggi. Saya akan memberikan seluruh kemampuan yang saya miliki untuk memajukan perusahaan nantinya,” ujar mantan Ketua OSIS SMAN 1 Sungai Mandau itu.

Koordinator programCommunity Development (CD) RAPP, Vonne Kandou, mengatakan, para peserta yang lolos tahapan seleksi, baru akan mulai belajar di perguruan tinggi masing-masing pada bulan Agustus mendatang.
 
“Mereka yang lolos ini, telah melewati proses seleksi psikotest dan interview beberapa waktu lalu. Kemudian kami mengumumkannya melalui bagian estate. Tetapi para siswa calon mahasiswa ini baru akan mulai efektif belajar pada Agustus nanti,” kata Vonne, Sabtu (16/5).

Para penerima beasiswa Instiper Yogyakarta akan mengemban ilmu di Instiper selama 4 tahun sesuai dengan masa pendidikan Program Strata 1 (S1). Sementara para peserta yang lolos seleksi interview ATPK, akan menerima beasiswa selama 3 tahun dan 6 bulan sesuai dengan masa pendidikan program Diploma (D3) di ATPK Bandung, Jawa Barat. Program beasiswa Instiper memberikan jaminan kepada Putra daerah untuk dapat bekerja di RAPP berupa ikatan dinas selama 5 tahun dan untuk ATPK, ikatan dinas selama 3,5 tahun.*klik-rls




 
Berita Terbaru >>
Jokowi Tegaskan tak ada Tim Transisi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Komisi II DPR: Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang
Alek Kurniawan Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com