Jumat, 29 Maret 2024
Follow:
Home
Advertorial Pemrov Riau
Dukungan Infrastruktur untuk Sukseskan Riau Menyapa Dunia
Selasa, 20/Desember/2016 - 17:22:43 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
PARA pengambil keputusan di jajaran Pemprov (Pemerintah Provinsi) Riau, dan pemerintah kabupaten/kota se-Provinsi Riau, mulai saat ini memang dituntut berpikir keras agar bagaimana kondisi ketergantungan sumber ekonomi Riau pada beberapa sektor andalan yang dinikmamti selama ini untuk saatnya dicarikan opsi lain sebagai alternatif.

Ketergantungan pada potensi SDA (sumber daya alam) dari jenis migas (minyak dan gas alam), satu misal, oleh karena terus-menerus dieksploitasi bukan tidak mungkin suatu saat nanti potensi yang ada sudah tak bersisa lagi, karena ini merupakan jenis potensi SDA yang tak bisa diperbaharui. Begitu pun ketergantungan pada sub-sektor perkebunan --dalam hal ini kelapa sawit-- pada akhirnya juga akan mentok karena dihadapkan dengan keterbatasan lahan.

Itu artinya, para pengambil keputusan atau kebijakan di tingkat provinsi, begitu juga di level kabupaten/kota di Provinsi Riau, sudah saatnya mencari opsi lain, yang memungkinkan perekonomian Riau --baik daerah maupun masyarakatnya-- tetap survive, baik untuk bersaing di skala regional, nasional, bahkan internasional sekalipun. Salah satu sektor yang menjadi "incaran" selama ini adalah kepariwisataan, yang dimungkinkan karena potensi Riau yang juga tergolong besar untuk menopang kemajuan sektor dimaksud.

Momentum tertinggi pengembangan pariwisata Riau dilakukan dalam sebuah acara yang bertajuk "Riau Manyapa Dunia", yang secara resmi diluncurkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Jakarta, Jumat (27/5/2016) malam.

Foto Inge Hawe.

"Ini termasuk mendukung adanya program kami mendatangkan 12 juta wisman ke nusantara. Kami beraharap segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan wisata di Riau, benar-benar digarap. Mulai dari infratuktur sampai promonya juga," kata Menpar Arief Yahya. Menpar menambahkan, pengembangan destinasi wisata harus juga didukung dengan semua aspek. Termasuk infrastruktur, jarak dan ketiga event-nya harus taraf internasional. Selain itu, tambah Arief, setiap provinsi hanya mendapat satu destinasi wisata saja yang untuk dijadikan ikon.

Sementara itu, Gubernur Riau Andi Rachman mengatakan untuk mendukung target pariwisata nasional, Provinsi Riau setidaknya memiliki lima agenda atau kalender event tetap. Hal ini dengan mengandalkan potensi berupa daya tarik alam, budaya dan wisata buatan. Adapun kelima event tersebut, katanya, pertama adalah event Pacu Jalur Kuansing, Festival Bakudo Bono Pelalawan, Tour de Siak, Pacu Jalur Kuansing, Bakar Tongkang, Gema Muaharam Indragiri Hilir dan Riau Marathon.

"Lima kalender event tahunan inilah yang akan kami kembangkan, selain beberapa potensi wisata lainya. Selain itu, kami juga berencana akan membenahi beberapa insfratuktur, khusunya jalan menuju beberapa objek wisata, seperti ke Candi Muara Takus, beberapa air terjun, dan termasuk juga jalan menuju Bono, Pelalawan," jelasnya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan akan bertekad mendukung target pariwisata nasional. Menurut dia, Riau memiliki banyak agenda wisata atau calender event, seperti daya tarik alam, budaya, dan wisata buatan, yang cukup menarik. Di antaranya Pantai Rupat dan Beting Aceh, Bono, Candi Muara Takus, Tour de Siak, Bono, dan kuliner andalannya Sagu Riau Menyapa Dunia.

Foto Inge Hawe.

Secara lebih rinci, Gubri menyebut pesona Pantai Rupat Utara dengan pasir putihnya bisa dimanfaatkan untuk voli pantai dan cocok untuk berjemur, berenang, menyelam, bahkan berselancar. Menyusuri bagian dalam pulau, akan dijumpai kawasan ekologi dengan segudang keunikan. Selain Pantai Rupat nan menawan, terdapat satu pantai lain di Pulau Rupat yang tak kalah mempesona. Pulau Beting Aceh adalah salah satu pulau kecil yang memiliki pasir pantai berbisik yang berbunyi jika disentuh. Di sini juga pengunjung akan diramaikan dengan tarian Zapin Api, menari di atas bara api, yang merupakan tarian khas Melayu di Kabupaten Bengkalis.

Pesona Ombak Bono juga tak kalah menarik. Ombaknya yang tanpa putus dengan panjang mencapai 30 kilometer sangat menarik ditunggangi para peselancar dunia. Peselancar Inggris Steve King dan James Cotton, serta Roger Gamble dan Zig van der Sluys asal Australia, adalah empat atlet yang menorehkan rekor dunia berselancar terpanjang di Bono Sungai Kampar.

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), pada perhelatan acara “Sagu Riau Menyapa Dunia” yang digelar di halaman Kantor Gubernur Riau, 25 Oktober 2016, mencatat suatu karya dalam kategori kuliner makanan terbanyak berbahan dasar sagu dengan jumlah 369 jenis olahan. ‘’Ini menunjukkan bahwa Riau menjadi potensi wisata kuliner yang sangat menjanjikan,’’ kata Gubri.

Di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, terdapat Candi Muara Takus, satu-satunya candi peninggalan sejarah agama Buddha di Sumatera. Candi ini diyakini merupakan candi tertua di Sumatera yang diperkirakan sudah ada sejak zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya. Situs peninggalan sejarah ini sangat terkenal hingga mancanegara.

Sementara Tour de Siak (TDS), event balap sepeda tahunan, juga ikut memancing kunjungan pelancong dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan beberapa negara Timur Tengah. Ke depannya, Tour de Siak akan menambah rute baru, yaitu 10 kabupaten/kota di Provinsi Riau dan satu rute ke Negeri Jiran Malaysia. Masih ada lagi event-event unggulan lain yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, di antaranya Bakar Tongkang, Pacu Jalur, dan Gema Muharram.

Yang kemudian menjadi persoalan, sejauh mana ketersediaan sejumlah infrastruktur dasar --terutama dari jenis jalan, jembatan, listrik, dan air bersih-- mampu mendukung target Pemprov memajukan dan mengembangkan sektor kepariwisataan? Manalah mungkin berharap wisatawan --baik nasional maupun mancanegara-- akan datang sebanyak-banyaknya bila daerah ini --terutama ke lokasi tujuan objek/kegiatan kepariwisataan-- masih dihadapkan dengan keterbatasan infrastruktur dasar yang diperlukan?

Inilah jawaban terhafap "kecemasan" tersebut, yaitu dalam meningkatkan pembangunan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman memfokuskan pembenahan infrastruktur di daerah potensi wisata dan perbaikan dilakukan sejalan dengan promosi yang sedang gencar dilakukan di Bumi Melayu tersebut. "Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur, sebagai upaya kita untuk menggaet dan mempermudah akses wisatawan yang berkunjung ke Riau ini," kata Gubri.

Dengan kata lain, dijelaskan Gubri,  Pemprov Riau saat ini terus mendorong sektor pariwisata yang berbasis budaya dengan tagline "The Homeland of Melayu" sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kejahteraan masyarakat. Setelah menurunnya dua sektor andalan Riau, yakni perkebunan dan migas, kini sektor pariwisata diharapkan mampu menopang perekonomian masyarakat.

Selain itu juga, Pemerintah Provinsi (Pemprov)  tahun 2016 ini mengucurkan anggaran sebesar Rp1,6 triliun untuk infrastruktur jalan dan jembatan. Jalan yang akan dibangun dan diperbaiki sepanjang 2.981 km, sedangkan untuk pembangunan jembatan sebanyak 8 jembatan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Gubri meminta kepada Dinas Bina Marga untuk segera membangun jalan dan jembatan tersebut. Seluruh program kerja yang ada di Bina Marga harus terbuka, data harus jelas mana yang menjadi kewenangan Nasional, kewenangan Pemprov dan kabupaten/kota.

Sementara itu, tahun 2016 ini banyak kewenangan dari pusat di alihkan kepada provinsi, begitu juga sebaliknya. Termasuk kewenangan dari provinsi dialihkan menjadi kewenangan kabupaten/kota, dan sebaliknya. "Sinergi yang ada itu sekarang bagaimana dengan kabupaten/kota, jangan sampai nanti tidak dilaksanakan. Jadi untuk perkembangan pembangunan di seluruh wilayah Riau, perlu disinergikan, dan harus sesuai dengan RPJMD. Sekarang ini kan banyak kewenangan-kewenangan yang dialihkan. Perlu dibahas dalam rakor ini," kata Gubri.

Foto Inge Hawe.

Sebagai ujud keseriusannya, Pemprov terus berupaya menggesa pengerjaan infrastruktur. Diantaranya infrastruktur berupa jalan raya yang menjadi penghubung antar kota dan kabupaten se-Riau. Dan pemerataan pembangunan infrastruktur tersebut tidak ada pengecualian, baik di Riau daratan maupun kawasan pesisir.
 
Dinas Bina Marga Provinsi Riau mencatat, ada lebih dari 1.000 kilometer jalan provinsi dalam kondisi rusak. Kerusakan ini diakibatkan tingginya volume kendaraan yang melebihi kapasitas kekuatan jalan,. Selain itu juga penggunaan teknologi pembuatan jalan yang sudah ketinggalan zaman serta tidak tepat untuk struktur tanah lemah di daerah ini.

"Peningkatan pembangunan infrastruktur jalan di daerah perlu ditingkatkan berdasarkan skala prioritas. Kebutuhan yang bersifat mendesak tentu harus diutamakan," ujar Andi Rachman.

Pemprov Riau juga sudah mendapat bantuan Rp 231 miliar dari Pemerintah Pusat, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2016. DAK tersebut akan diprioritaskan untuk perbaikan sejumlah infrastruktur di Provinsi Riau.

Anggaran untuk perbaikan jalan di Riau memang cukup besar. Apalagi, Riau merupakan Provinsi yang berkembang pesat sektor industrinya, terutama industri perkebunan dan kehutanannya. Sehingga banyak dilalui kendaraan pengangkut kayu, minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), dan bahan bakar dengan tonase tinggi.

Tak hanya pemerintah daerah saja yang terus menggesa infrastruktur di Riau. Beberapa proyek dari pemerintah pusat juga mulai dikerjakan, seperti pembangunan jalan Tol Pekanbaru-Dumai dan proyek kereta api Trans-Sumatera. Melalui pengerjaan infrastruktur jalan tol Pekanbaru-Dumai, maka pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa semakin meningkat. Karena keberadaan jalan tol ini bakal memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan darat antar berbagai daerah.

Dirjend Bina Marga, Hediyanto W Husain mengatakan, pemerintah pusat menggelontorkan dana Rp 15 triliun untuk proyek ini. Anggaran ini berasal dari APBN tahun 2015 dan tahun 2016. Anggaran itu sudah termasuk semua proses pengerjaan pembangunan jalan tol. Mulai dari anggaran pembebasan lahan, pembuatan ground breaking, hingga pembangunan jalan fisik selesai. Pembangunan Tol Pekanbaru-Dumai nantinya menggunakan lahan sepanjang 129 kilometer dan diperkirakan akan menghabiskan waktu hingga tahun 2018. Keberadaan jalan tol Pekanbaru-Dumai ini sangat penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di dearah.

Tidak hanya tol, namun juga akses ke berbagai kawasan industri seperti Tanjung Buton dan lainnya. Termasuk mempersiapkan kondisi Pelabuhan Tanjung Buton sebagai salah satu pintu gerbang perekonomian Riau. Sekaligus menjadi salah satu pelabuhan bertaraf internasional di Riau.

Secara geografis, pelabuhan terletak di antara pesisir timur Pulau Sumatera dan selat Pulau Padang di Kabupaten Meranti, Riau. Jaraknya dari Kota Pekanbaru mencapai 140 kilometer dan 112 mil menuju perairan internasional Selat Malaka. Pelabuhan itu sudah dipakai untuk bongkar muat, terutama kendaraan mobil atau motor dari Jakarta. Sekali-sekali ada juga ekspor produk agro ke Malaysia, Singapura atau Korea.**/syaf/advertorial

 

 
Berita Terbaru >>
3 Calon Pj Wako Pekanbaru Segera Diusulkan
Pembobol Toko HP di Pekanbaru Ditembak Polisi!
Pj Gubri Resmikan Masjid Taqwa Muhammadiyah Tuah Madani
TK An Namiroh 2 Pekanbaru Berbagi Nasi Kotak di Simpang Srikandi Ujung
Maksimalkan Pelayanan, Pemko Pekanbaru akan Bangun Dua Pos Damkar Baru
Agar Mudik Aman dan Nyaman, Hindari Tanggal Ini!
ICCR Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Warga Sidomulyo Barat Tuah Madani
Bahas Pelaksanaan HUT, Ini Tiga Agenda Besar PJS
Nikel di Sultra Milik Semua Rakyat Sultra, Pemerintah Harus Lebih Adil
Truk Terobos Palang Pintu, Masinis KA Putri Deli Terluka
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com