Bagi umat Muslim di Indonesia mungkin waktu menjalankan ibadah puasa selalu sama dari tahun ke tahun, tetapi tidak demikian bagi umat Muslim yang tinggal di belahan bumi utara seperti di Eropa.

Di Eropa yang saat ini sudah memasuki musim panas, maka akan mengalami "siang" yang lebih panjang dan malam yang sangat singkat.

Bahkan, di negara-negara Eropa yang berada di lingkar kutub, di musim panas ini matahari nyaris tak pernah terbenam.

Alhasil, umat Muslim di Eropa berpuasa lebih panjang dibanding saudara mereka di Indonesia.

Lalu bagaimana umat Muslim di negara-negar itu menjalankan ibadahnya yang sangat panjang?

Wilayah-wilayah seperti Laplandia, Finlandia, dan Swedia di musim panas ini akan mengalami siang yang sangat panjang atau bahkan sinar matahari selama 24 jam.

Satu keluarga Muslim di wilayah utara Finlandia membagi pengalaman mereka tahun lalu saat menjalani puasa di kala matahari hanya terbenam selama 55 menit saja.

Mohammed, pria keturunan Banglades ini tinggal di wilayah utara Finlandia, dia membagi kisah puasanya yang unik ini.

"Kami mulai berpuasa pukul 01.35 dini hari dan berakhir pukul 00.48 keesokan harinya. Jadi kami berpuasa 23 jam dan lima menit," kata Mohammed.

"Teman-teman  dan keluarga saya di Banglades sangat takjub karena kami mampu berpuasa lebih dari 20 jam," ujar Mohammed kepada AJ+

"Jadi saat mereka mendengar kami berpuasa hingga 23 jam sehari mereka hanya bisa terheran-heran. Saya berterima kasih kepada Tuhan karena kami bisa menjalaninya," tambah Mohammed.

Dia melanjutkan, umat Muslim di negeri-negeri tetangga Finlandia juga mengalami hal yang hampir sama sehingga membutuhkan sedikit adaptasi.

"Umatj Muslim yang tinggal di Laplandia, mereka biasanya mengikuti jadwal puasa di Timur Tengah atau negeri terdekat, Turki," lanjut dia.

Meski durasi puasa di negeri-negeri Eropa berbeda-beda, pada umumnya di musim panas ini mereka harus menahan lapar dan haus lebih dari 12 jam.

Di Inggris misalnya, di musim panas umat Muslim harus berpuasa antara 16 hingga 19 jam sehari.(net)