Jumat, 29 Maret 2024
Follow:
Home
Keutamaan dan Manfaat Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawal
Jumat, 30/Juni/2017 - 08:22:37 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
PEKANBARU - Abu Ayyub Al-Anshari Radhiallahu'anhu meriwayatkan, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa berpuasa penuh di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan (puasa) enam hari di bulan Syawal, maka (pahalanya) seperti ia berpuasa selama satu tahun. (Hadis Riwayat: Muslim).

Imam Ahmad & An-Nasa'i, meriwayatkan dari Tsauban, Nabi Shallallahu'alaihi wasalllam bersabda:

"Puasa Ramadhan (ganjarannya) sebanding dgn (puasa) sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari (di bulan Syawal, pahalanya) sebanding dgn (puasa) 2 bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh." ( Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hibban dalam "Shahih" mereka.)

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadham lantas disambung dgn enam hari di bulan Syawal, maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun." (Hadis Riwayat: Al-Bazzar) (Al Mundziri berkata: "Salah satu sanad yang beliau miliki adl shahih.")

Pahala puasa Ramadhan yang dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal menyamai pahala puasa satu tahun penuh, karena setiap hasanah (tebaikan) diganjar sepuluh kali lipatnya, sebagaimana telah disinggung dalam hadits Tsauban di muka.

Selain itu, membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat, di antaranya :

1. Puasa enam hari di buian Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap & penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal & Sya'ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan, karena pada hari Kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yg datang dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yg dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan & ketidak sempurnaan, maka hal itu membutuhkan sesuatu yang menutupi & menyempurnakannya.
   
3. Membiasakan   puasa   setelah   Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan, karena apabila Allah Ta'ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.

Sebagian orang bijak mengatakan: Pahala dan amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya. Oleh karena itu barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan sesuatu kebaikan lalu diikuti dengan keburukan, maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

4. Puasa Ramadhan -sebagaimana disebutkan di muka- dpt mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa masa lain. Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada hari Raya ldul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat ini.

Dan di antara manfaat puasa enam hari bulan Syawal adala amal-amal yang  dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya pada bulan Ramadhan, tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.

Orang yang setelah Ramadhan berpuasa bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fi sabilillah lantas kembali lagi. Sebab tidak sedikit manusia yg berbahagia dengan berlalunya Ramadhan sebab mereka merasa berat, jenuh & lama berpuasa Ramadhan.

"Barangsiapa merasa demikian maka sulit baginya untuk bersegera kembali melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa, ia tidak merasa bosan & berat apalagi benci.

Seorang Ulama salaf ditanya tentang kaum yg bersungguh-sungguh dalam ibadahnya pada bulan Ramadhan tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tdk bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar:

"Seburuk-buruk kaum adalah yang tdk mengenal Allah secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adl yg beribadah dgn sungguh-sunggguh di sepanjang tahun.”

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan hutangnya. Kemudian dilanjutkan dgn enam hari puasa Syawal, dengan demikian ia telah melakukan puasa Ramadhan & mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal.

Ketahuilah, amal perbuatan seorang mukmin itu tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya.**



 
Berita Terbaru >>
3 Calon Pj Wako Pekanbaru Segera Diusulkan
Pembobol Toko HP di Pekanbaru Ditembak Polisi!
Pj Gubri Resmikan Masjid Taqwa Muhammadiyah Tuah Madani
TK An Namiroh 2 Pekanbaru Berbagi Nasi Kotak di Simpang Srikandi Ujung
Maksimalkan Pelayanan, Pemko Pekanbaru akan Bangun Dua Pos Damkar Baru
Agar Mudik Aman dan Nyaman, Hindari Tanggal Ini!
ICCR Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Warga Sidomulyo Barat Tuah Madani
Bahas Pelaksanaan HUT, Ini Tiga Agenda Besar PJS
Nikel di Sultra Milik Semua Rakyat Sultra, Pemerintah Harus Lebih Adil
Truk Terobos Palang Pintu, Masinis KA Putri Deli Terluka
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com