SELATPANJANG - Kapal Layar Motor (KLM) Hati Mulia Abadi yang mengangkut Palm Kernel (Inti Sawit) dari Pelabuhan Pelindo Sintete, Kalimantan Barat, karam di Selat Rengit, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau (20/9).
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Selatpanjang, Usman Ys SE, saat ditemui di kantornya mengungkapkan, kapal tujuan Sungai Sembilan, Dumai Barat itu karam diduga karena menabrak benda keras di jalur sempit pelayaran tersebut.
"Kapal itu memiliki Gross Tonage (GT) 297 Nomor 514 dengan nakhoda bernama Ambong, sedang mengangkut Palm Kernel sebanyak 13.423 karung seberat 500 ton. Tidak ada korban jiwa," ujarnya, didampingi Petugas Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Suharto, Kamis (21/9/2017).
Diungkapkannya, Kapal berangkat dari Sintete pada hari Ahad tanggal 17 September 2017 sekira pukul 09.00 WIB. Saat melintas di Selat Rengit antara Kecamatan Tebingtinggi Barat dan Pulau Merbau, kapal diduga menabrak benda keras dibawah air hingga mengalami kebocoran.
Sebelum kapal itu tenggelam, Kapten Kapal mengaku sempat memerintahkan ABK mengikat kapal di pohon bakau dan memeriksa kondisi lambung kapal. Sekira pukul 18.00 WIB saat air laut naik, tali kapal yang diikatkan ke pohon bakau itu putus, hingga kapal hanyut dan tenggelam.
Atas peristiwa itu, lanjut Usman, pihaknya sudah memanggil pemilik Kapal bernama Haji Mapang. Dalam pertemuan dengan pemilik Kapal di Kantor KSOP Selatpanjang pada Kamis petang, disepakati pemindahan badan kapal dari posisi tenggelamnya.
"Besok (Jumat) kita meninjau lokasi tenggelamnya kapal. Kita minta diapungkan agar tidak mengganggu pelayaran. Mereka berjanji mendatangkan alat dari Pekanbaru untuk mengangkat kapal itu," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Barliansyah SIK kepada wartawan mengungkapkan, nakhoda Kapal diserahkan oleh petugas Polsek Tebingtinggi Barat kepada KSOP Selatpanjang, setelah diselamatkan masyarakat saat kapal tenggelam.
"Sudah kita serahkan ke pihak KSOP untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujar AKBP Barliansyah.
Saat kejadian, tambah Barliansyah, ada 7 ABK di atas kapal. Beruntung saat itu ada kapal kempang milik masyarakat yang menyelamatkan nakhoda dan para ABK.
"Mereka sempat ditolong dan dibawa ke rumah warga sekitar," katanya.**/jaafar