PEKANBARU - Luar biasa. Bentangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Teluk Nilap, Tanjung Leban dan Kepenghuluan Sei Segajah Kabupaten Rokan Hilir mencapai 17 kilo meter (KM).
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Karhutla Riau Brigjend TNI Sony Aprianto yang berkesempatan melakukan patroli udara di lokasi tersebut menyatakan kegeramannya.
"Tahu berapa bentangan lurusnya, bukan luas, panjangnya. 17 kilometer. Bayangkan," kata Dan Satgas Karhutla, di Makorem 031/WB, Kamis (16/8/18).
Lokasi kebakaran yang jika dilihat dari udara tersebut, sangat mengerikan. Kemudian terpantau juga, di sebelah lokasi kebakaran tersebut ada areal perkebunan sawit.
Dansatgas Karhutla yang juga Danrem 031/WB ini tak merincikan siapa pemilik lahan perkebunan yang berdekatan dengan lokasi kebakaran tersebut. Namun, Sony tak ragu menyatakan kebakaran tersebut disengaja, untuk membuka lahan baru.
"Memang ini ada unsur kesengajaan untuk membuka lahan baru," ungkapnya.
Ada pun menyinggung soal proses hukum yang sudah ditangani. Sony mengaku sudah berjumlah belasan. Mayoritas masyarakat yang memang tertangkap tangan atau pun berdasarkan hasil penyidikan.
Meski begitu, Sony enggan mengulasnya lebih jauh dan menyarankan agar mempertanyakan langsung ke pihak kepolisian.
"Kalau tahun lalu banyak dari korporasi, saat ini banyak dari masyarakat. Sebagian sudah ada P21. Tapi lebih jelasnya tanya Reskrimsus saja," ujar Dansatgas
Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, 'membara' sejak empat hari terakhir. Tim satgas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pun dibuat kelimpungan lantaran kebakaran melanda bersamaan di beberapa desa di Rohil, diantaranya Teluk Nilap, Tanjung Leban dan Kepenghuluan Sei Segajah.
Dansatgas Karhutla Riau, Brigjend Sony Aprianto sendiri merasa ngeri saat memantau kondisi lahan terbakar di Rohil dari udara. Pasalnya, api terus menjalar dan 'menjilat' lahan di sekelilingnya hingga 17 kilometer panjangnya.
Hasil dari pemantauannya, Dansatgas menduga kebakaran yang terjadi Teluk Nilap tersebut terjadi karena ulah tangan manusia.**/MCR