Rabu, 24 April 2024
Follow:
Home
Mau Irit, Pakai Pertamax
Rabu, 28/Agustus/2019 - 09:05:17 WIB
  Pertamax ternyata bikin minyak dan suku cadang menjadi lebih irit. (Foto: net)       
TERKAIT:
   
 
WAWAN seorang mekanik yang gemar plesiran. Setiap waktu libur dimanfaatkannya menjelajahi berbagai penjuru. Mengendarai sedan Korea buatan awal tahun 2000-an. Terbilang tua, memang. Namun, di tangannya mobil ini menjadi sangat handal di medan berat, baik yang terjal, becek, maupun berlubang-lubang. Polesannya juga membuat kendaraan ini jadi tidak memalukan saat dibawa masuk ke tengah kota.

Suatu ketika, saat hendak jalan-jalan ke kampung isterinya, Wawan kesulitan mengisi bahan bakar. Pom bensin yang jadi langganan sedang kosong bahan bakar premium. Mencari ke tempat lain ia menemui nasib yang sama. Tak ada pilihan lain, ia pun terpaksa mengisi minyak dari jenis Pertamax yang harganya lebih mahal. Bagi mesin mobilnya ini tak masalah karena memang sudah memakai sistem injeksi bahan bakar. Ia cuma mengisi Rp 100 ribu, dengan pertimbangan nanti ditambah lagi premium di tengah jalan.

Wawan mengakui dengan bahan bakar beroktan lebih tinggi ini tarikan mesin mobilnya  menjadi lebih gres. Ringan saat digas dan akselerasinya pun bertambah. Ia jadi tak segan-segan lagi saat memotong iring-iringan truk atau mobil pengangkut kayu balak di depan. Padahal, biasanya kondisi seperti ini yang paling sulit ketika berada di jalan raya. Terlambat sedikit saja memotong, sudah kelihatan muncul kendaraan dari arah berlawanan. 

“Tanpa kondisi mobil yang prima seperti setelah diisi dengan pertamax ini akan sangat riskan,” ungkap ayah dua anak yang sebelumnya lama bekerja di Ford Pekanbaru.  

Menjelang memasuki kampung isterinya di kota Talukkuantan, sekitar 150 kilometer dari Pekanbaru, Wawan kaget melihat spedometer menunjukkan bakan bakar kendaraannya masih belum sampai ke garis krisis. Biasanya kalau pakai premium indikator bahan bakar sudah jauh mentok ke posisi bawah.

Kendati sudah puluhan tahun malang-melintang di bidang otomotif,  hal seperti ini menurut Wawan merupakan suatu surprise tersendiri. Pertamax yang selama ini dianggapnya sebagai barang mewah yang hanya pantas untuk konsumsi mobil luks dan yang teranyar ternyata masih cocok digunakan bagi mesin sekelas kendaraan tuanya.

Setiba di Pekanbaru, saat sedang ada waktu senggang, ia periksa bagian dalam mobilnya. Dapur pacu dan pipa-pipa saluran bahan bakar tampak lebih bersih. Nyaris tak ada korosi atau material lain yang menyumbat. Berbeda dengan mesin yang menggunakan bahan bakar premium. “Sering nampak ada kerak-kerak menempel,” ungkap montir asal Bekasi, Jawa Barat, yang sudah merantau ke Pekanbaru belasan tahun lalu.

Temuan tak disengaja ini kemudian dijadikan Wawan sebagai semacam testimoni kepada para pelanggannya. Ia sehari-hari membuka bengkel di sebuah rumah di Jalan Arengka I, sekitar seratus meter sebelum pusat perkulakan LotteMart. Wawan juga membentuk kelompok pecinta mobil buatan Korea jenis ini yang tempohari sempat dijadikan taksi di Jakarta dan beberapa kota lainnya.

Masukan dari Wawan tampaknya cukup bermanfaat bagi Almudazir, yang sering mondar-mandir Pekanbaru – Dumai dalam urusan pekerjaan. Kendati mengendarai Xenia 1000 CC yang masih lumayan anyar, tapi mobil ini dinilainya terlalu rakus bahan bakar. Sementara kinerjanya sangat pas-pasan. Al mengatakan mesin terasa seperti terlalu dipaksa bekerja memacu laju kendaraan. Apalagi jika dihidupkan pendingin udara.

Setelah mencoba bahan bakar Pertamax, Al, panggilan sehari-harinya, mulai merasakan perbedaan yang nyata. Suara mesin mobilnya kini tak meraung-raung lagi seperti sebelumnya. Penyejuk udara jadi terasa lebih dingin. Ketika memotong truk di depan pun jadi lebih gampang. Saat mengunjungi keluarga di Sumatera Barat ia tak dihantui lagi oleh kinerja mesin yang kurang prima.  “Kalau dihitung-hitung jadi lebih irit memakai bahan bakar Pertamax,” ungkapnya belum lama ini.  

Bachtiar juga merasakan hal yang sama. Ia memiliki Xenia 1300 CC yang dibeli secara kredit beberapa tahun lalu. Mobil tersebut digunakan sebagai travel ‘gelap’ Pekanbaru – Duri. Juga untuk tujuan lain sesuai pesanan. Selama ini ia mengeluh dengan kondisi jalan yang cukup terjal. Khususnya pada lintas Minas – Kandis, yang penuh dengan tanjakan panjang dan tikungan tajam. Meskipun mobilnya terbilang anyar, tapi kalau lewat dari sini mesinnya terasa menggelitik juga. Terlebih jika sedang ada iring-iringan panjang mobil di jalan yang menanjak.

Setelah mengganti bahan bakar dari Premium ke Pertamax, kinerja mobil Bachtiar pun menjadi lebih maksimal.  Ia mengakui harga Pertamax memang jauh lebih mahal. Namun, setelah memakai bahan bakar beroktane lebih tinggi ini, biaya operasional yang dikeluarkan Bachtiar ternyata hampir sama saja seperti saat dia masih menggunakan premium. Bahkan, katanya, ketika menyervis kendaraannya ke bengkel, biaya yang dikeluarkan menjadi berkurang. Busi, misalnya, kini sudah lebih jarang diganti. Begitu juga dengan pipa-pipa saluran bahan bakar yang tak sering lagi dibersihkan.

Sayangnya, menurut Bachtiar, tidak semua SPBU ada menjual minyak jenis Pertamax. “Karena itu terpaksalah kita harus banyak-banyak mengisi BBM kalau tak mau kehabisan minyak di tengah jalan. Padahal harga minyaknya jauh lebih mahal,” katanya sedikit mengeluh.

Di satu sisi hal seperti ini memang agak memberatkan konsumen. Namun, di sisi lain, menurut Wawan, dengan sering mengisi penuh menyebabkan kotoran dalam tangki  jadi terhindar dari masuk ke ruang bakar atau menyumbat saluran-saluran pipa. “Dengan begitu jeroan mesin menjadi semakin bersih sehingga kemungkinan untuk mogok di jalan bertambah kecil,” ungkap Wawan. (Irwan E. Siregar/klikriau.com)          



 

                 


 
Berita Terbaru >>
Jokowi Tegaskan tak ada Tim Transisi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Komisi II DPR: Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang
Alek Kurniawan Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com