Jumat, 29 Maret 2024
Follow:
Home
Wisata Religi ke Masjid Al-Mashun Medan
Minggu, 31/Mei/2015 - 09:13:28 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
MEDAN - Masjid Raya Al-Mashun, Medan, hingga hari ini masih berdiri megah di tengah kota Medan. Jika libur Masjid ini ramai dikunjungi. Masjid ini adalah peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam Melayu Deli, peninggalan Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam, penguasa ke-9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873-1924.

Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 18.000 meter persegi ini berada di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Masjid Raya Medan. Bangunan dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa di abad 18 tersebut, penuh arsitektur dan ornamen-ornamen kaligrafi di setiap sudutnya. Masjid Raya Al-Mashun ini tidak pernah sepi dari pengunjung, terlebih saat memasuki Ramadan.

"Jumlah pengunjung yang melakukan wisata dan beribadah di masjid ini bisa mencapai ribuan orang. Mulai dari pagi sampai pagi hari kemudian. Masjid ini juga sering didatangi wisatawan asing. Apalagi, setiap Ramadan, di depan masjid ini ada Ramadan Fair," ujar salah seorang pengurus masjid, Ridwan.

Selain melihat keindahan eksotik ruangan di dalam gedung, pengunjung juga akan disuguhkan sejarah peninggalan, termasuk Alquran berusia ratusan tahun.

Banyak hal membuat kita terkagum-kagum saat mengunjungi masjid yang dibangun pada 1906-1909 ini. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara, dan barat.

Biaya yang dikeluarkan untuk membangun masjid tersebut mencapai 1 juta gulden. Sultan membangun masjid itu lebih megah dari istana kerajaannya sendiri. Pendanaan pembangunan masjid itu dibantu tokoh etnis Tionghoa, yang tidak lain adalah Tjong A Fie. Masjid ini awalnya dirancang arsitek Belanda bernama TH Van Erp, yang saat itu sedang melakukan restorasi Candi Borobudur.

Pembangunan masjid ini pun dilanjutkan oleh JA Tingdeman. Bahan bangunan yang dipergunakan untuk membangun masjid itu pun meliputi marmer yang diimport dari Italia dan Jerman. Kemudian, kaca patri dari Cina dan lampu gantung dari Prancis. Tidak heran, corak bangunan itu megah berdiri dengan perpaduan gaya bangunan khas Maroko, Eropa, Melayu, dan Timur Tengah.

Setiap Ramadan, Masjid Raya Al-Mashun juga mempunyai tradisi lama peninggalan Sultan Ma'moen. Masjid ini menyajikan hidangan khusus yang mungkin tidak ada ditemukan di daerah lain. Hidangan buka puasa secara gratis ini disuguhkan kepada jemaah, fakir miskin, dan anak yatim piatu.

Masjid yang mampu menampung jemaah sekitar 1.500 orang tersebut menyuguhkan hidangan sop pedas dengan cita rasa rempah-rempah. Konon katanya, Sultan Ma'moen, saat menjadi raja melakukan hal itu di saat Ramadan.

"Hidangan yang disajikan itu bisa hampir mencapai seribu porsi. Lokasi ini semakin ramai bahkan padat saat Ramadan Fair, beragam kuliner disajikan buat pengunjung. Itu semua dikelola dinas terkait, tidak cuma-cuma seperti tradisi di Kesultanan Deli. Kepadatan pengunjung di lokasi itu karena diramaikan dengan artis-artis Ibu Kota," katanya.

Masjid Raya Al-Mashun ini dulunya satu kawasan dengan Kerajaan Melayu Kesultanan Deli. Saat ini, kerajaan itu dikenal dengan nama Istana Maimun. Jarak dari lokasi masjid dengan Istana Maimun sekitar 200 meter.*klik-zie. sumber: beritasatu.com





 
Berita Terbaru >>
3 Calon Pj Wako Pekanbaru Segera Diusulkan
Pembobol Toko HP di Pekanbaru Ditembak Polisi!
Pj Gubri Resmikan Masjid Taqwa Muhammadiyah Tuah Madani
TK An Namiroh 2 Pekanbaru Berbagi Nasi Kotak di Simpang Srikandi Ujung
Maksimalkan Pelayanan, Pemko Pekanbaru akan Bangun Dua Pos Damkar Baru
Agar Mudik Aman dan Nyaman, Hindari Tanggal Ini!
ICCR Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Warga Sidomulyo Barat Tuah Madani
Bahas Pelaksanaan HUT, Ini Tiga Agenda Besar PJS
Nikel di Sultra Milik Semua Rakyat Sultra, Pemerintah Harus Lebih Adil
Truk Terobos Palang Pintu, Masinis KA Putri Deli Terluka
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com