Wabup Kuansing: Daripada HPN, Lebih Baik Dahulukan Kepentingan Rakyat
Sabtu, 07/Mei/2016 - 08:47:52 WIB
|
|
Wakil Bupati Kuansing, Zulkifli.
|
|
KUANSING (Klikriau.com) - Rencana segenap anggota PWI Kuansing untuk melaksanakan Perayaan Hari Pers Nasional (HPN) ke 70 tingkat provinsi Riau di Kabupaten Kuansing ternyata tidak mendapatkan respon baik dari Wakil Bupati Kuansing Zulkifli.
Sebab, dirinya menilai Kabupaten Kuansing saat ini tengah dilanda banyak masalah. Oleh karena itu dirinya mengajak segenap wartawan lebih cenderung berpikir mendahulukan kepentingan masyarakat daripada menggelar perayaan HPN.
"Karena kondisi Kuansing sendiri saat ini dalam keadaan darurat kemiskinan dan banyak kasus KKN yang sedang didalami oleh BPK RI," tutur Zulkifli kepada klikriau.com melalui pesan singkatnya, Jum'at (6/5/16).
Zulkifli mencontohkan, masalah yang dialami oleh RSUD Teluk Kuantan saat ini cukup memukul kalangan masyarakat miskin. Dimana, orang miskin seakan-akan tidak bisa dilayani oleh rumah sakit, karena harus bayar. "RSUD saat ini tidak melayani BPJS, artinya pelayanan terhadap orang miskin terlambat," terangnya.
Dikatakan, tidak dilayaninya 'jalur' BPJS ini disebabkan anggaran obat-obatan untuk pasien BPJS tidak memadai. Sehingga sejak sebulan terakhir ini pasien BPJS tidak mendapatkan perawatan yang maksimal.
Masalah lainnya, kata Zulkifli, BPK RI dan Riau juga sedang mendalami penggunaan dana APBD tahun 2015, yang digunakan oleh seluruh Satker yang membantu salah satu pasangan calon pada Pilkada 2015 lalu.
"Indikasi sudah banyak ditemui. Diantaranya tidak wajar pengeluaran Satker dan rendahnya kualitas kegiatan fisik di lapangan. Selain itu, terjadi mafia pengadaan obat di RSUD dan Diskes. Jadi, mari kita gunakan hati nurani, wartawan hendaknya jangan menambah keruh suasana di Kuansing," harapnya.
Sementara itu, Hendrianto salah seorang wartawan media online di Teluk Kuantan setuju dengan usulan dari Wabup Kuansing tersebut mengingat, begitu banyaknya masalah yang dihadapi oleh pemerintahan Kuansing saat ini.
"Kita mau buat acara seremonial, sementara warga miskin untuk mendapatkan obat saja susah, jadi dimana hati nurani kita," ujar Hendrianto.*jok