KLIKRIAU.COM- Bencana longsor kembali terjadi Kota Pariaman, tepatnya di Desa Sintuak Nareh Kecamatan Pariaman Utara, Sumatera Barat pada Jumat (9/11) sekitar pukul 05.53 WIB. Longsoran lereng bukit tersebut dilaporkan menerjang rumah di bawahnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bencana longsor itu menyebabkan satu orang meninggal dunia yakni Sawitri (23). Sementara itu ada 2 orang luka-luka yakni Sri Wahyuni (16) dan Sharial (52).
"Korban adalah satu keluarga. Korban meninggal dunia telah dimakamkan sedangkan korban luka dirawat di rumah sakit terdekat," kata Sutopo lewat keterangan tertulis, Jumat (9/11).
Adapun laporan kerusakan fisik adalah satu rumah rusak berat. BPBD Kota Pariaman bersama TNI/Polri dan SAR telah melakukan pendataan dan evakuasi korban. Aparat dan warga setempat melakukan gotong-royong membersihkan material longsor. Wali Kota Pariaman juga telah memberikan santunan sebesar Rp20 juta kepada keluarga korban.
Selain di Pariaman Utara, banjir dan longsor yang melanda Desa Parik Kecamatan Koto Balingka, Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Rabu (7/11) pukul 20.00 WIB menyebabkan 1 orang meninggal dunia, Ahmad (10).
"100 Kepala keluarga (KK) mengungsi ke jorong terdekat, 2 rumah hanyut, 1 musala rusak dan 2 jembatan gantung rusak berat," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, hujan deras yang melanda Sumatera bagian barat telah menyebabkan banjir dan longsor di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Lampung. Meningkatnya curah hujan telah menyebabkan meningkatnya bencana hidrometeorologi.
Meski belum semua wilayah Indonesia memasuki musim hujan, namun Sumatera dan Jawa bagian barat telah terjadi peningkatan hujan selama satu minggu terakhir.
Sutopo menjelaskan selain di Sumatera Barat, banjir yang Desa Sungai Pandahan Kecamatan Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, Sumatera Utara pada Rabu (7/11) sekitar pukul 12.00 WIB.
"Banjir di Lubuk Sikaping menyebabkan satu orang hanyut. Hingga saat ini korban belum ditemukan. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian korban," ungkap Sutopo.
Sutopo kemudian mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Intensitas hujan akan terus meningkat sehingga potensi bencana juga meningkat. Masyarakat diminta untuk melakukan antisipasi dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitarnya.
"Jangan melakukan aktivitas saat cuaca mendung atau hujan. Cermati tanda-tanda potensi longsor di sekitar lereng perbukitan. Beberapa tanda potensi longsor adalah munculnya retakan, munculnya rembesan atau mata air, pohon miring dan lainnya," pungkas Sutopo.(*)
CNN Indonesia