Rabu, 24 April 2024
Follow:
Home
Pedoman Sederhana Mengetahui Hadits Shahih
Senin, 17/Juni/2019 - 12:06:35 WIB
 
 
TERKAIT:
   
 
HADITS adalah landasan hukum Islaman tentunya hadits yang bisa dijadikan landasan hukum hanyalah hadits yang maqbul, yaitu hadits shahih dan hasan. Adapun hadits lemah apalagi palsu maka tidak bisa menjadi hujjah (landasan hukum).

Imam Muslim bin Hajjaj mengatakan: “Ketahuilah, semoga Allah memberimu taufik, bahwa wajib bagi setiap Muslim untuk mengetahui perbedaan antara riwayat yang shahih dan yang tidak shahih. Dan perbedaan antara perawi yang tsiqah dan yang tertuduh berdusta. Dan hendaknya tidak meriwayatkan hadits-hadits tersebut kecuali yang diketahui keshahihannya dan selamat para perawinya.” (Muqaddimah Shahih Muslim).

Artinya, tidak boleh kita menyebarkan hadits atau mengamalkannya padahal belum dipastikan hadits tersebut shahih atau tidak.

Syaikh Shalih Al Fauzan mengatakan: "Tidak boleh menyebarkan hadits yang belum diketahui kesahihannya. Yaitu dengan cara merujuk kepada kitab-kitab hadits untuk mengetahui siapa para perawinya atau kepada kitab-kitab (para ulama) yang menjelaskan mana hadits shahih dan mana hadits yang tidak shahih. Wajib untuk menjelaskannya kepada orang-orang, agar mereka tidak tertipu.”

Nabi Shallalalhu’alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa menyampaikan hadits dariku, dan ia menyangka hadits tersebut dusta, maka ia salah satu dari dua pendusta.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahih Muslim, At Tirmidzi no. 2662).

Beliau juga bersabda: "Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendosa jika ia menyampaikan setiap yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 5).

Bagaimana untuk mengetahui hadits itu sahih? Tentunya untuk mengetahui keshahihan hadits, seseorang perlu belajar ilmu hadits.

Namun bagi orang awam, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mengetahui keshahihan hadits, minimal agar ia selamat dari menyebarkan hadits-hadits yang palsu.

Langkah-langkah tersebut adalah:

1. ika suatu hadits tidak disebutkan info pen-takhrijnya (yaitu: tidak ada keterangan hadits riwayat…) maka jangan sebarkan, jangan amalkan dan jangan yakini dulu. Lebih baik tanya kepada ahlinya dulu.

2. Jika suatu hadits diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari atau Imam Muslim, atau keduanya, maka yakinilah itu adalah hadits yang shahih.
   
3. Jika suatu hadits bukan diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari juga bukan Imam Muslim, maka lihatlah: apakah ada keterangan penilaian shahih-dha’if dari ulama hadits?

Jika tidak ada, maka jangan sebarkan, jangan amalkan dan jangan yakini dulu. Kemudian tanya kepada ahli ilmu mengenai status haditsnya.

Jika ada keterangan shahih-dha’if dari ulama hadits semisal: Ibnu Hajar Al Asqalani, An Nawawi, Al Haitsami, Al Mundziri, Ad Daruquthni, Ibnu Taimiyah, Adz Dzahabi, Ibnu Katsir, Syu’aib Al Arnauth, Ahmad Syakir, Muqbil bin Hadi, Al Albani, Ibnu Baz, dll, maka peganglah penilaian mereka.

4. Jika dalam suatu hadits tidak disebutkan info pentakhrij-nya atau disebutkan info pentakhrij-nya namun tidak disebutkan info shahih-dhaif-nya, namun yang membawakan atau menyebutkan hadits adalah seorang ulama atau da’i atau ustadz yang dikenal selektif dalam berhujjah hanya dengan hadits yang shahih, maka peganglah hadits tersebut.

5. Jika yang membawakan hadits adalah orang yang bermudah-mudah dalam membawakan hadits, atau sering menggunakan hadits dhaif bahkan palsu, maka jangan sebarkan, jangan amalkan dan jangan yakini dulu. Tanyalah dulu kepada ahli ilmu mengenai status haditsnya.***/int

 
Berita Terbaru >>
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
Bus ALS Terguling di Bukittinggi, 1 Meninggal dan 46 Luka-luka
Gelar Buka Bersama, IKTS Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadan
Menolak Minum Obat, Pengasuh Aniaya Balita 3 Tahun
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com