PEKANBARU- HJ Novilia Syarif SE, kembali menoreh prestasi membanggakan. Akhir  November lalu, Ketua Social Olympic Indonesia (SOIna) Riau ini, dikukuhkan sebagai Pembina Olahraga Berdedikasi dan Berprestasi se Provinsi Riau. 

Penghargaan yang ditandatangani oleh Gubernur Riau ini, diserahkan di Hotel Furaya Pekanbaru dalam sebuah acara resmi. Acara yang  wajib mengikuti SOP (Standar Operasional Prosedur) Gugus Tugas Covid 19 itu, juga disiarkan secara virtual  melalui live streaming. 

Selain Novilia, dua atlit

SOIna Riau juga menerima penghargaan sebagai atlit berprestasi. Mereka adalah Magdalena di cabang olahraga futsal dan Ardila untuk cabang sepak bola putri.

"Alhamdulillah. Kami bertiga dari SOIna dinilai pemerintah daerah memiliki prestasi luar biasa selama tahun 2020," kata Novilia kepada sejumlah wartawan usai pemberian penghargaan. 

Novilia menambahkan, penghargaan ini sangat berarti bagi mereka, karena SOIna merupakan lembaga atau institusi olahraga khusus bagi anak-anak disabilitas intelektual. "Jadi penghargaan ini memang sangat berarti bagi kami," tambah Novilia yang adalah juga Ketua Perwosi Riau. 

Dia juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memprakarsai pemberian penghargaan ini. Di antaranya adalah Gubernur Riau H. Syamsuar, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Riau, serta semua pihak lainnya yang terkait dengan pemberian penghargaan. 

Ke depan, lanjut Novilia, mereka akan lebih eksis untuk berprestasi, apalagi awal 2022 mendatang, SOIna Riau akan ambil bagian dalam Special Olympics World Winter Games di Kota Kazan, Rusia. Novilia sendiri, ditunjuk pula dalam olympiade ini sebagai salah satu ketua dan penanggung jawab delegasi Indonesia. 

Menyebutkan tentang eksistensi SOIna Riau, kata Novilia, organisasi ini sudah terbentuk sejak 20 Juli 1998. 

Pembentukan ini, karena di Indonesia bahkan Riau,  memiliki potensi atau angka penyandang disabilitas intelektual yang cukup banyak. Dan mereka juga butuh wadah pembinaan serta prestasi. 

Khusus di Riau, bahkan atlet SOIna tidak dapat dipandang sebelah mata. Karena dari 15 cabang yang kini ada di Riau, beberapa di antaranya sudah berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. 

Memang, lanjut Novilia, untuk mendidik dan melatih para atlet tersebut harus memiliki ekstra kesabaran dan tantangan. Karena IQ mereka tidak secerdas anak-anak biasa. Mereka lemah dalam berpikir dan belajar, serta kesulitan dalam berbicara.

"Tapi karena ini adalah masalah kemanusiaan dan kepedulian para pengurus, akhirnya SOIna Riau, mampu juga berprestasi dan tak kalah dengan atlit-atlit penyandang disabilitas intelektual dari daerah lain di Indonesia. Mungkin atas prestasi ini, saya dan dua orang atlit SOIna Riau mendapat penghargaan dari Pemerintah Daerah," ujar Novilia sambil tersenyum kecil. (**)