Kamis, 25 April 2024
Follow:
Home
Mengakui Peran Orang Lain
Prof Azyumardi Azra Jejak Prasasti Anak Bumi Segala Bangsa
Senin, 26/September/2022 - 16:20:46 WIB
  Wina Armada Sukardi
 
TERKAIT:
   
 
(Bangian III)

Oleh Wina Armada Sukardi, wartawan senior

Mengakui Peran Orang Lain
   
PERNAH tanpa saya sangka-sangka Azyumardi mengirim WA ke saya,”Dewan Pers berhutang budi kepada Bung Wina!” Jelas saya tersanjung disebut demikian oleh manusia berilmu dan manusia budiman ini.
   
Saya tidak faham mengapa dia sampai pada kesimpulan  itu. Dalam suatu perbincangan santai  berdua, di sela-sela acara Dewan Pers , di sebuah hotel, kembali dia mengemukakan hal itu, kali ini langsung kepada saya.
  
Saya cuma tersenyum saja dan mengira itu basa-basi hubungan sosial belaka. Lalu saya tanya kenapa begitu?
   
Lantas orang yang sangat sederhana tetapi berilmu tinggi ini menjelaskan, dia mendapat laporan dari semua para staf sekretariat yang sudah lama di Dewan Pers, dan juga dari beberapa anggota  lama Dewan Pers, lewat pemikiran dan kerja saya, Dewan Pers dapat menjadi memiliki peranan seperti sekarang. Dia menjelaskan, memperoleh informasi, sayalah yang “menghidupkan” dalam
Praktek klausul  dalam UU Pers yang mengatur Dewan Pers memfasilitasi organisasi pers dalam pembuatan di bidang peraturan-pers, termasuk merancang sebagian konsep konsep Peraturan Dewan Pers pada masa-masa awal.
   
Pak Azyumardi juga mengungkapkan, dia memperoleh laporan, awalnya atas upaya dan “lobby” saya pula Mahkamah Agung (MA) mau mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)  yang mengharuskan pengadilan dalam memutuskan terkait perkara pers harus mendengarkan Ahli dari Dewan Pers. Begitu pula MoU atau Kesepahaman pertama antara Polri dan Dewan Pers diawali dari hasil kerja saya.
   
Saya terperanjat bukan main, bagaimana dalam waktu singkat Azyumardi sudah memperoleh begitu banyak informasi. Meski demikian dihadapan Ketua Dewan Pers yang rendah hati ini, saya pun tetap merendah.

”Ya hasil kerja bersamalah,Pak Eddy,” jawab saya.

 “Saya tahu semuanya kok,” tandasnya.
   
Kali ini saya cuma cengar-cengir aja. Waktu itu saya pikir hal itu cuma dikatakan dihadapan saya saja, setidaknya untuk “menyenangkan” hati saya sebagai sahabatnya, tapi rupanya dia juga menyebutnya dalam banyak kesempatan, bahkan melalui WA ke beberapa koleganya.
   
Saya terkejut makanala seorang ilmuwan perempuan dan UI mengirim WA
ke saya:
   
“Slmt sore juga Prof ……(nama asli saya hilangkan) Bung Wina itu pejuang/pembela Dewan Pers yg luar biasa. Slm sehat bu.”
 
Kemudia ilmuwan yang dosen itu menjelaskan  dalam WA setelah itu,”selamat sore pak Wina, di atas komentar dari Prof Azra.”
   
Waduh, ternyata Azyumardi memang orang yang tulus ikhlas dan ketika memuji tidak sekedar berbasa-basi.

Tokoh Teladan
    
Prof Azyumardi Azra layak menjadi tokoh teladan buat kita semua. Hampir semua aspek kehidupan dan penghidupannya dapat menjadi tauladan kita.
   
Kegigihannya untuk meraih ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi patut ditiru. Sejak kecil dia memanfaatkan apa saja yang dapat dipakainya untuk membaca dan menambah pengetahuan. Ketika kuliah dia menyambi juga menjadi wartawan sampai memperoleh beasiswa dan akhirnya memperoleh gelar akademis tertinggi.
   
Produktifitasnya berkarya yang tinggi patut pula menjadi contoh bagaimana seorang akademisi dan wartawan melalui kerja keras terus menerus. Almarhum
 menyadarkan kita untuk mencapai hasil maksimal harus selalu optimis, memanfaatkan segala peluang yang ada serta mengelola waktu dengan sebaik-baiknya.
   
Demimikian pula  kerendahan hati almarhum patut dipuji. Dia tidak berbesar kepala dengan segala atribut dan capaian prestasi. Azyumardi semasa hidupnya senantiasa membumi dan meletakkan penghargaan kepada sesama tanpa rasa sombong.  Dengan begitu dia bukan saja  mudah bergaul, tetapi juga malah menjadi lebih dihargai.
   
Jejaringnya yang luas menjadikan dirinya memiliki begitu banyak akses dari para pejabat tinggi, orang-orang penting sampai rakyat kebanyakan. Prinsipnya yang selalu berbaik sangka kepada orang lain, menyebabkan dirinya diterima di semua kalangan.
 
Demikian pula Pak Eddy yang merupakan ahli sejarah dan pemikir islam, serta orang yang taat kepada agama Islam, dapat merespresentasikan Islam ke semua kalangan dengan cair, lancar dan tentu saja juga tepat. Dia dapat menjadi saksi betapa Islam itu penuh toleransi sosial, menghargai kemajemukan dan mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan setinggi mungkin.
   
Tak kurang Ratu Elizabeth terpesona dengan sosok keislaman Azyumardi, sehingga tak ragu menganugerahkan gelar “Sir” (Commande of the order of British Empire)  kepada Azyumardi. Tak hanya oleh kalangan Islam manapun Pak Eddy diterima, tapi juga oleh kalangan non muslim dipercaya dan dihormati.
    
Pak Eddy sudah bermetafora, tak lagi sekedar ahli bahasa dan sejarah peradaban Islam, tapi sudah menjadi pemikir dan pejuang kemanusiaan. Pak Eddy juga sudah bermetafora dari seorang penulis dan wartawan yang handal menjadi sebuah contoh bukti konkrit pemberi kehidupan dan penghidupan yang rendah hati, sejuk dan damai.

Dia juga sudah tak lagi hanya cendekiawan milik kalangan Islam, juga bukan hanya milik Indonesia, tapi juga diterima, diakui sebagai cendikiawan, pemikir peradaban milik dunia. Inggris, Jepang, Malaysia dan masih banyak bangsa-bangsa lain mengakuinya.
   
Pak Eddy lahir untuk mempertegas, mengangkat dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan manusia.
    
Jika almarhum menyebut keputusan MK yang menempatkan Dewan Pers menjadi kuat sebagai land mark kemerdekan pers Indonesia, maka sejatinya Azyumardi Azra sendiri adalah land mark jejak pemikiran dan perjuangan penegakkan nilai-nilai kemanusiaan di bumi.
     
Azyumardi Azra adalah prasasti itu sendiri yang bercerita kegigihan seorang anak manusia menjelaskan dan memperjuangkan kemanusian segala bangsa. Azyumardi bukan hanya meninggalkan jejak di negeri Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Dia bermetafora bukan lagi sekedar anak yang dibatasi wilayah Indonesia melainkan juga sudah menembus menjadi anak bangsa-bangsa seluruh dunia.
   
Ya, Azyumardi Azra sudah menjadi Anak Bumi Segala Bangsa. (Selesai)

 
Berita Terbaru >>
Jokowi Tegaskan tak ada Tim Transisi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Komisi II DPR: Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang
Alek Kurniawan Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com