Sabtu, 27 April 2024
Follow:
Home
Presiden Filipina Didesak Cabut Pernyataan Soal Wartawan Korup Bisa Dibunuh
Kamis, 02/Juni/2016 - 14:18:33 WIB
  Rodrigo Duterte (Foto: REUTERS/Stringer)  
TERKAIT:
   
 
MANILA - Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte terus menuai kecaman terkait pernyataanya bahwa para wartawan yang korup, sah untuk menjadi target pembunuhan. Duterte didesak untuk mencabut kata-katanya.

Ryan Rosuaro, Kepala Serikat Jurnalis Nasional Filipina mengatakan, kebebasan media dan pembunuhan bukanlah hal untuk dijadikan guyonan.

"Ini mengerikan karena presiden terpilih Rodrigo Duterte menjustifikasi pembunuhan para jurnalis di negara ini dengan memainkan kartu korupsi," ujarnya seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (2/6/2016).

Organisasi pemantau media internasional, Committee to Protect Journalists turut mengecam pernyataan Duterte tersebut. 

"Pernyataan mengejutkan presiden terpilih Rodrigo Duterte yang tampaknya memaafkan pembunuhan ini, bisa membuat Filipina menjadi ladang pembantaian bagi jurnalis," demikian disampaikan organisasi tersebut.

"Kami mendesak keras dia untuk menarik komentarnya dan mengisyaratkan bahwa dia berniat melindungi, bukan menargetkan pers," demikian disampaikan.

Duterte yang menang telak dalam pemilihan presiden 2016, telah berjanji akan menghentikan kejahatan dalam waktu enam bulan dengan membunuh ratusan ribu tersangka pelaku kejahatan. Pria berumur 71 tahun itu berulang kali bersumpah akan membunuh para pengedar narkoba, pemerkosa, pembunuh dan penjahat lainnya.

Dalam konferensi pers di kota Davao pada Selasa (31/5) lalu, Duterte mengatakan, para jurnalis yang menerima suap atau terlibat dalam aktivitas korup lainnya, juga pantas untuk mati.

"Kebanyakan dari Anda bersih, tapi jangan pernah mengatakan bahwa semua jurnalis itu bersih," cetus Duterte seperti dilansir kantor berita AFP. "Hanya karena Anda jurnalis, Anda tidak terbebas dari pembunuhan jika Anda seorang bajingan," imbuhnya.

Hal itu disampaikan Duterte kepada para wartawan ketika ditanya mengenai bagaimana dia akan menangani masalah pembunuhan wartawan di negeri itu. Pekan lalu, seorang reporter ditembak mati di Manila, ibukota Filipina.

Filipina merupakan salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi para jurnalis. Sebanyak 174 wartawan telah tewas sejak demokrasi yang marak korupsi menggantikan kediktatoran Ferdinand Marcos tiga dekade lalu.

"Kebanyakan mereka yang tewas, sejujurnya, telah melakukan sesuatu. Anda tak akan dibunuh jika Anda tak berbuat salah," ujar Duterte seraya menambahkan, banyak jurnalis di Filipina yang korup.

Duterte pun menyinggung tentang kematian Jun Pala, jurnalis dan politisi yang dibunuh di kota Davao pada tahun 2003. Saat itu, pria-pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati Pala, yang merupakan pengkritik keras Duterte. Pelaku pembunuhan Pala tak pernah terungkap.

"Jika Anda jurnalis yang lurus, tak ada yang akan terjadi pada Anda," cetus Duterte. **

sumber: detik.com

 
Berita Terbaru >>
Jokowi Tegaskan tak ada Tim Transisi untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran
Komisi II DPR: Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol Pekanbaru-Padang
Alek Kurniawan Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN
Pemerintah Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online
Bandara SSK II Pekanbaru Catat Kenaikan Penumpang Signifikan Musim Lebaran 2024
Atasi Kenaikan Debit Air, PLTA Koto Panjang Buka Spillway Gate
Serapan Hanya 20 Persen, Pj Wako Minta OPD Tingkatkan Realisasi Anggaran
Kurir Sabu 23,8 Kg Ditangkap di Medan, Pernah Dipenjara 2 Kali
Diduga Korupsi Bansos Rp 1,7 Miliar Mantan Bupati Bone Bolango Ditahan
Bersinergi dengan Pemkab Pelalawan, Bupati Zukri Terima PJS Award 2024
 


Home

Redaksi | Pedoman Media Siber | Indeks Berita
© 2012-2022 PT Media Klik Riau, All rights reserved.
Comments & suggestions please email : redaksi.klikriau@gmail.com