SIAK SRI INDRAPURA-Pemerintah Kabupaten Siak memohon support Kementerian Perindustrian untuk percepatan pembangunan Lokasi Industri Tanjung Buton.
Bupati Siak Syamsuar mengharapkan support percepatan pembangunan KITB bisa selekasnya terealisasi. Ia memohon pemerintah pusat secepatnya bangun infrastruktur pendukung lokasi industri yang terdapat di Selat Malaka itu.
''Kekuatan Pemkab terbatas untuk mempersiapkan semua infrastruktur, sedangkan pengoperasian lokasi industri begitu menekan untuk dikerjakan,'' ujar Syamsuar lewat sambungan telephone, Hari rabu (28/9/2016), sebagaimana dilansir beritariau.id.
Syamsuar berujar semua programnya yang bakal dikerjakan di KITB sudah sesuai sama Gagasan Pembangunan Periode Menengah, baik RPJMN ataupun RPJMD Propinsi ataupun Kabupaten.
Pengelola KITB PT Bosowa Corporindo telah menggandeng perusahaan daerah serta sebagian perusahaan asing untuk meningkatkan lokasi itu. Bosowa akan berinvestasi sejumlah Rp400 miliar untuk bangun industri packing plant semen.
Salman Dianda Anwar, Penanggung jawab Proyek PT Bosowa Corporindo Riau serta Kepri, berujar pemerintah siap mensupport lantaran dengan cara prasyarat Bosowa Corporindo bakal mengelola Lokasi Industri Tanjung Buton.
''Bosowa bakal bangun packing serta barching plant, packing plant pupuk urea serta conveyor belt curah kering di KITB. Bosowa juga bekerja sama juga dengan BUMD yakni PT KITB serta perusahaan lain,'' ujar Salman.
PT Bumi Siak Pusako Zapin yang disebut badan Usaha Punya Daerah Kabupaten Siak akan bangun industri hilir crude palm oil serta migas di Lokasi Industri Tanjung Buton.
Feldiansyah Nasution, Direktur PT BSP Zapin berujar penghiliran dua komoditas itu butuh diperkembang mengingat Riau adalah daerah penghasil CPO serta migas paling besar di Indonesia.
''Riau menghasilkan CPO meraih 10 juta ton per tahun serta produksi migas meraih sekitaran 300. 000 barel /hari. Perusahaan daerah lihat kans ini serta bangun industri hilir di KITB,'' ujarnya.
BSP serta pemerintah daerah menggesa pembangunan industri itu. Pembangunan ditargetkan dapat diawali tahun ini. BSP bakal mengkalkulasi serta mendata keseluruhan dana yang dibutuhkan untuk bangun industri itu.
Pihak BSP mengaku kalau perusahaan daerah mempunyai terbatasnya modal serta tak menginginkan tergantung dengan APBD serta APBN. Tetapi, PT BSP Zapin mempunyai relasi yang dapat menangani beberapa masalah di step awal serta dapat bekerja bersama dengan baik untuk periode panjang. (ee)
Teks Foto: Syamsuar. (f: int)