Gelar Kehormatan Aung San Suu Kyi Dicabut Dewan Kota Oxford
Selasa, 28/November/2017 - 15:20:05 WIB
|
|
Aung San Suu Kyi
|
|
LONDON - Dewan kota Oxford di Inggris secara resmi mencopot gelar kehomatan yang pernah diberikan kepada Aung San Suu Kyi. Pencopotan gelar sebagai tokoh Freedom of the City of Oxford itu dilakukan sebagai respons kota Oxford atas sikap pemimpin sipil Myanmar itu yang dianggap gagal menangani krisis Rohingya.
Dewan kota Oxford menyatakan bahwa mereka tidak ingin memberikan gelar kehormatan kepada "orang-orang yang menutup mata atas kekerasan".
"Ketika Aung San Suu Kyi mendapatkan Freedom of the City pada tahun 1997, itu karena dia mencerminkan nilai-nilai Oxford soal toleransi dan internasionalisme. Kami merayakannya karena penolakannya terhadap penekanan dan kepemimpinan militer di Burma (nama lain Myanmar)," tutur Mary Clarkson, anggota dewan kota Oxford seperti dilansir Telegraph, Selasa (28/11/2017).
"Hari ini kami telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, mencabut gelar kehormatan tertinggi kota ini dari dia dikarenakan ketiadaan aksinya dalam menghadapi penekanan terhadap penduduk minoritas Rohingya," imbuhnya.
"Pembakaran desa-desa mereka telah terkonfirmasi secara independen oleh citra-citra satelit, dan PBB telah menyebut situasi tersebut merupakan 'contoh buku teks soal genosida', namun Aung San Suu Kyi telah membantah adanya pembersihan etnis dan menyebut berbagai klaim mengenai kekerasan seksual terhadap kaum wanita Rohingya sebagai 'pemerkosaan palsu'," kata Clarkson.
Oxford menegaskan bahwa mereka memiliki tradisi lama sebagai kota yang beragam dan manusiawi.
"Dan reputasi kami ternoda dengan menghormati orang-orang yang menutup mata terhadap kekerasan," tegas Clarkson dalam statemen menyusul pertemuan khusus dewan kota Oxford pada Senin (27/11) waktu setempat.
"Kami berharap hari ini kami telah menambahkan suara kecil kami pada yang lainnya yang menyerukan keadilan dan HAM bagi rakyat Rohingya," tandasnya.
Lebih dari 600 ribu warga Rohingya telah mengungsi ke Bangladesh sejak militer Myanmar melancarkan operasi di negara bagian Rakhine pada akhir Agustus lalu.
Militer Myanmar dituding melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan dan pembakaran rumah-rumah warga Rohingya dalam operasi tersebut. Tuduhan tersebut telah berulang kali dibantah militer dan pemerintahan Suu Kyi.***/Sumber: Detik.Com