JAKARTA- Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 15.065 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pasar spot pagi ini, Rabu (3/10). Posisi ini melemah 22 poin dari sore kemarin, Selasa (2/10) di Rp15.043 per dolar AS.

Sementara hingga pukul 09.30 WIB, rupiah terus bergerak melemah hingga ke kisaran Rp15.088 per dolar AS. Posisi ini melemah 0,3 persen dibanding kemarin atau 11,3 persen sepanjang tahun ini.

Di kawasan Asia, rupiah melemah bersama dolar Singapura minus 0,09 persen, dolar Hong Kong minus 0,07 persen, baht Thailand minus 0,06 persen, dan won Korea Selatan minus 0,05 persen. Namun, beberapa mata uang lain berhasil ke zona hijau, seperti ringgit Malaysia yang menguat 0,01 peren, yen Jepang 0,08 persen, dan peso Filipina 0,1 persen.

Seperti mata uang Asia, mayoritas mata uang utama negara lain masih melemah dari dolar AS. Dolar Australia melemah 0,17 persen, franc Swiss minus 0,07 persen, euro Eropa minus 0,06 persen, dolar Kanada minus 0,04 persen, dan poundsterling Inggris minus 0,03 persen. Hanya rubel Rusia yang menguat 0,02 persen dari mata uang Negeri Paman Sam.

Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah masih akan melemah pada hari ini karena sejumlah sentimen negatif masih membayangi mata uang Garuda.

"Level rupiah hari ini bisa menjadi level paling puncak, rentangnya sekitar Rp14.950-15.090 per dolar AS," ucap Dini, Rabu (3/10).

Menurutnya, rupiah masih akan dibayangi sentimen kesepakatan perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA) antara Kanada dan AS.

Kemudian juga dari sentimen defisit anggaran pemerintah Italia yang mencapai 2,4 persen atau lebih buruk dari ekspektasi Komisi Eropa di angka 2,0 persen.

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indoensia Dody Waluyo memastikan pihaknya akan terus berada di pasar guna menstabilkan nilai tukar rupiah.

CNN Indonesia