PEKANBARU - Komentar Salim Kopau di laman FB milik Zainal Arifin yang memuat foto foto kegiatan HT, berbuntut panjang. Meski kasus yang diduga berisikan ujaran kebencian itu sudah sampai ke tangan penyidik, namun kecaman demi kecaman datang silih berganti bak air bah.
Kali ini datang dari Front Pembela Islam (FPI) Kabupaten Pelalawan. Ormas besar ini menilai apa yang dilakukan Salim Kopau sangat tidak mencerminkan etika, dan cenderung memunculkan konflik politik.
"Sungguh sangat kita sayangkan suasana Pilkada yang harusnya disambut dengan gembira dalam bingkai demokrasi, mulai dinodai oleh oknum tak bertanggungjawab dari salah seorang pendukung bakal calon lainnya. Ujaran kebencian yang dipostingnya sangat tidak cerdas dan dapat menyebabkan kondisi menjadi tidak kondusif," kata Ketua Tahfizd FPI Pelalawan, Habib H Syaugi Shahab, Jumat malam (1/5/2020).
Dikatakan Syaugi Sahab, hastage HT MANTAP yang diplesetkan menjadi MANtan Napi serta meletakkan foto pasangan Husni Tamrin dan Tengku Edy Sabli di tengah foto para tokoh Pelalawan Tengku Azmun dan Marwan Ibrahim dengan memberi caption "Calon Koruptor" sangat tidak elok.
Walau bagaimana pun, kata Sauqi, dua orang tokoh ini banyak berjasa untuk pembangunan Kabupaten Pelalawan ketika awal didirikannya menjadi sebuah kahupaten. Bahkan, lewat tangan mereka ini Kabupaten Pelalawan sempat menempati posisi ketiga sebagai daerah pemekaran yang maju dan berkembang di Indonesia.
"Oknum bodoh seperti ini tidak boleh di biarkan dan harus dijebloskan ke jeruji besi biar kapok. Karena orang seperti ini sangat berbahaya dan bisa memecah belah persatuan dan kesatuan," tegasnya dengan nada geram.
Dia juga menyebutkan, seorang pemimpin bisa saja masuk penjara karena melakukan tindakan korupsi, tapi tidak sedikit para pemimpinyg amanah dan hebat masuk penjara karena tanggung jawabnya sebagai kepala pemerintahan untuk kepentingan masyarakat banyak.
Pelalawan contohnya. Daerah ini pernah mendapat predikat kabupaten pemekaran terbaik ketiga se Indonesia. "Walau anggaran pembangunan saat itu minim, namun bupati Azmun mampu melaksanakan pembangunan dengan baik, bahkan kalau dinilai tak sebanding dengan anggaran yang ada. Nah, dari mana dananya. Ini yang harus dipertanggung jawabkan pak Azmun sehingga rela masuk bui. Jadi, jangan seenaknya saja berkomentar yang membutuhkan orang lqin," tegasnya.
Dicontohkan Saugi lagi, imam Mazhab Abu Hanifah, imam Syafi’i, Ahmad bin Hambal, dan imam bukhori, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyah, atau Buya HAMKA, mereka-mereka ini merupakan orang-orang baik yang pernah masuk penjara.
Untuk itu, dirinya masyarakat Kabupaten Pelalawan tidak gagal paham dengan komentar yang berbau provokatif tersebut. Menurutnya, siapapun nanti yang maju sebagai paslon harus sama-sama dihormati, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
"Mereka semua adalah saudara kita, putra-putra terbaik kabupaten Pelalawan. Jadi, bersainglah dengan cara profesional. Silakan adu program dan strategi serta visi misi untuk membangun Pelalawan lebih baik," harapnya.
Dikatakannya, FPI bersama ormas-ormas lain yang sadar akan pentingnya pemimpin dan kepemimpinan, akan mengawal dengan ketat proses pelaksanaan Pilkada nanti.(*)