PEKANBARU,KLIKRIAU.COM — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru memprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akan mendominasi sebagian besar wilayah di Provinsi Riau pada Jumat, 25 Juli 2025, dari pagi hingga dini hari.
Forecaster on Duty BMKG Pekanbaru, Bella R. Adelia, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori peringatan dini.
“Pada pagi hari, cuaca di sejumlah wilayah Riau akan berkabut hingga cerah berawan, tetapi hujan ringan hingga sedang sudah mulai berpeluang terjadi di Rokan Hilir, Bengkalis, Kampar, Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Pelalawan, Kuantan Singingi, Dumai, dan Pekanbaru,” jelas Bella.
Hingga siang dan sore hari, kondisi cuaca diperkirakan cerah berawan hingga berawan. Namun, potensi hujan tetap ada di beberapa wilayah seperti Kampar, Indragiri Hulu, Siak, Meranti, dan Pelalawan.
“Waspadai potensi hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang, khususnya pada sore hingga malam hari,” tegasnya.
BMKG juga mencatat hujan masih berpeluang turun pada malam hingga dini hari di wilayah Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hilir.
Suhu udara di Riau hari ini berkisar antara 23 hingga 35 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai 55–99 persen. Sementara itu, angin bertiup dari arah timur hingga barat daya dengan kecepatan 10–30 km per jam.
“Gelombang laut di wilayah perairan Riau relatif tenang, dengan ketinggian antara 0,5 hingga 1,25 meter. Meski begitu, masyarakat pesisir dan nelayan tetap kami imbau untuk waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi secara tiba-tiba,” tambah Bella.
Di sisi lain, BMKG mencatat adanya 156 titik panas (hotspot) di Provinsi Riau dari total 466 titik yang terpantau di Pulau Sumatera.
“Rokan Hilir menjadi daerah dengan jumlah titik panas terbanyak, yaitu 68 titik, disusul Rokan Hulu sebanyak 42 titik,” ujar Bella.
Ia menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan. “Kondisi atmosfer memang mendukung hujan, tapi tingginya jumlah hotspot tetap menunjukkan potensi karhutla masih tinggi. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar,” pungkasnya.(mcriau)