Semangat Baru Petani Bengkalis Tumbuh di Tumpang Sari Kopi dan Sawit
  Rabu, 29 Oktober 2025 - 14:45:21 WIB
  
    |  | 
  
    |  | Di bawah rindang pohon sawit dan tanah gambut yang lembab, semangat baru tumbuh di Desa Temiang, Kecamatan Bandar Laksamana. (ist) |  | 
    
      BENGKALIS – Di bawah rindang pohon sawit dan tanah gambut yang lembab, semangat baru tumbuh di Desa Temiang, Kecamatan Bandar Laksamana. Para petani setempat memulai langkah menuju pertanian berkelanjutan melalui Workshop Agroforestry Budidaya Tumpang Sari Kopi di Kebun Sawit.
Dengan cangkul di tangan, peserta berbaris menuju lahan percontohan. Di sana, Joni Irawan, seorang instruktur berpengalaman di bidang perkebunan, memberi arahan dengan suara tegas namun bersahabat. “Bapak dan ibu, yang perlu diperhatikan dalam hal bertani adalah prosedur. Ikuti standar operasional (SOP) yang sudah saya sampaikan,” pesannya penuh penekanan.
Satu per satu peserta menanam bibit kopi Liberika di sela-sela pohon sawit. Suara pacul berpadu dengan tawa ringan menciptakan suasana kebersamaan. Dari kejauhan, deretan bibit kopi tampak seperti titik-titik hijau baru di antara batang sawit menjulang tinggi.
Joni menegaskan pentingnya ketelitian dalam praktik lapangan. “Kalau jarak sawit delapan meter, cukup satu pohon kopi di tiap gawangan. Setiap empat meter kita tanam satu pohon. Tujuannya agar kopi tumbuh baik tanpa mengganggu panen sawit,” jelasnya sambil memperbaiki posisi tanam.
Lebih dari sekadar praktik menanam, kegiatan ini menjadi simbol perubahan pola pikir. Para petani mulai melihat bahwa kebun sawit juga bisa menjadi ruang bagi keberagaman tanaman. “Harapan kami, desa ini bisa menjadi desa binaan. Kami akan terus mendampingi petani agar tumpang sari kopi-sawit ini benar-benar membawa manfaat,” tutur Joni menutup sesi lapangan.
Di aula penutupan, Mulyadi selaku Direktur Yayasan Gambut mengungkapkan rasa syukurnya. “Alhamdulillah, antusias masyarakat luar biasa. Kegiatan ini mempertemukan pengetahuan akademisi dengan kearifan lokal petani. Semoga semangat ini menular ke desa-desa lain,” ucapnya saat menutup kegiatan yang digelar bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).
Sebelum bubar, peserta menerima sertifikat dan berfoto bersama. Di luar aula, aroma tanah yang baru digemburkan seolah mengabarkan bahwa di bawah naungan sawit, secangkir harapan baru sedang tumbuh.(*)